Kita dan Pandemi
Doa yang tulus untuk seluruh korban yang telah berpulang, selamat kepada para survivor, semoga semakin bersyukur dan berbuat kebajikan.
Diskusi tentang kesehatan dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2021 yang mengambil tema kita dan pandemi. Diskusi secara luring dan daring ini dipaparkan oleh narasumber tunggal, Dr. dr. Umar Zein, dokter sekaligus akademisi dari Universitas Islam Sumatera Utara di ruang rapat Balai Arkeologi Sumut dari pukul 14.30-17.30 WIB.
Umar Zein memaparkan pentingnya pengetahuan diketahui oleh masyarakat luas tanpa pandang bulu perihal pandemi. Sebab menurutnya pandemi sudah sering terjadi berkali-kali dalam setiap masa, “Masyarakat tidak perlu terlalu panik dan apalagi takut berlebihan,” katanya.
Penanganan dan pengetahuan yang pas akan memberi kemudahan untuk menghadapi setiap peristiwa apalagi pandemi global dalam hal ini Covid-19. Sebagai contok wabah kolera, cacar air, sars, pes dan lain memang pernah menjadi wabah yang menakutkan di mana-mana. Belajar dari kasus-kasus yang sudah ada, disertai pemahaman literasi yang cukup, sosialisasi yang intens Kerjasama antar pemerintahd an masyarakat serta upaya penanganan yang maksimal, manusia mampu melewati bencana pandemi hingga sekarang.
Pandemi global dengan nama Covid-19 di tahun 2020 – 2022 lalu sangat menghebohkan. Selain mengguncang mental semua manusia di dunia ini akibat cepatnya informasi yang beredar dalam hitungan detik ke seluruh penjuru dunia melalui media massa dan media sosial, kepanikan dan berita sekecil apapun yang muncul menjadi viral.
Tidak dipungkiri korban berjatuhan sangatlah banyak, namun yang selamat juga sangat banyak. Harapan terus tumbuh ketika masing-masing negara mendisiplinkan warganya melalui lockdown ataupun pembatasan pergerakan sosial ekonomi, agar penularan tidak terus meluas.
Mutasi virus Corona memang dahsyat, bisa menerpa siapa saja dengan ketangguhan fisik masing-masing. Jika seseorang dikategorikan kormobid, artinya mengidap sejumlah penyakit yang dianggap bisa mempercepat meluasnya penyebaran virus ke dalam tubuh, maka dapat dipastikan upaya untuk bertahan hidup sangat tipis, hanya harapan yang benar-benar kuat dan perjuangan yang hebat harus dilakukan secara optimal.
Keputusasaan terjadi di mana-mana, namun harapan pun tumbuh berjamur bak di musim hujan. Akhirnya peristiwa itu secara perlahan namun pasti dapat dilalui dengan baik. Manusia tidak boleh lupa, pandemi itu adalah persoalan yang akan selalu ada dalam setiap masa, tinggal bagaimana kita menghadapinya dengan tegar dan selalu lebih baik. (dn)
Sumber foto:
https://unsplash.com/s/photos/coronavirus