Puisi Petapa Akhir Abad
Peluncuran dan bedah buku puisi dengan judul Petapa Akhir Abad, Kumpulan 77 Puisi karya A. Yusran, sastrawan senior di Sumatera Utara dilaksanakan di Ruang Tari, Taman Budaya Sumatera Utara Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan pada 23 September 2016 pukul 14.00 WIB telah terlaksana sampai selesai. Puisi sebanyak 77 buah itu dimaksudkan untuk merayakan usia penyair yang telah mencapai 77 tahun.
Puisi yang memuat dan judul sampul diambil dari salah satu di antara 77 puisi tersebut berbicara tentang kepedihan, penghianatan, kritik sosial, kampung halaman dan pemujaan pada uang. Acara yang diselenggarakan oleh Deli Art Community ini meminta Tikwan Raya Siregar (pengamat sastra) dan Resita Lubis (dosen dari Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia) sebagai pembedah yang dipandu oleh Juhendri Chaniago.
Agus Susilo mencoba menafsir puisi Petapa Akhir Abad menjadi adegan teatrikal berkisar kurang lebih empat puluh menit bahkan hampir sejam. Ia memakai helm dan memukuli helmnya dengan naik ke atas meja sambal berteriak di sudut ruang acara. Kemudian Febry Pramasta Said melanjutkan pembacaan puisi, begitu juga Daram Patuih Tongga membaca sebuah puisi yang berjudul Seorang Anak Gembala. Sopian Loren, pemusik menggesekkan biolanya dalam dua buah lagu yang sangat menyentuh.
Beberapa seniman yang berkesempatan hadir di acara peluncuran mengucapkan selamat kepada penulis yang sangat produktif menulis karya sastra ataupun non sastra berupa artikel yang berserak di media massa. Beberapa di antaranya tersebut di antara Porman Wilson, Idris Pasaribu, Ayub Badrin, Teja Purnama, Zulkarnain Siregar dan lain-lainnya. Si antara banyak tulisan penyair, hanya sebagian yang bisa dikumpulkan dan dibuat dalam buku.
Beberapa orang meyakini bahwa konon untuk menjadi manusia katanya, sastra sebagai sebuah jalan yang baik dan tidak akan membelokkanmu menuju neraka. Mari bergiat dalam sastra! (dn)