Seni dan Arus Perubahan
Diskusi Kebudayaan diselenggarakan pada hari Jumat, 26 November 2021 di aula Balai Arkeologi, Sumut. DAC mengambil tema seni dan perannya dalam arus perubahan. Pemantik diskusi dihadirkan dari kalangan akademisi, Drs. Onggal Sihite, Dosen Seni Rupa Unimed dan praktisi dari kalangan seniman Mateus Suwarsono dari sanggar Bale Marojahan yang dimoderatori Dini Usman.
Suwarsono yang berlatar belakang sebagai penari lulusan Sekolah Tinggi Seni Tari Jogjakarta mengakui bahwa seni masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat Indonesia. Seni hanya ditempatkan sebagai hiburan semata dan bukan menjadi bagian dari kehidupan setiap hari. “Padahal hidup ini adalah seni, bagaimana kita bisa melihat aspek kesenian secara lebih dalam yang tersirat maupun yang tersurat dalam praktik kehidupan sehari-hari,” katanya.
Seni bisa dipandang sebagai bagian dari cara manusia mengapresiasi kehidupan dan menjadikannya sebagai pegangan atas nilai-nilai hidup yang luhur atau adiluhung. Namun adakalanya seni bisa dipandang justru tidak harus mewakili nilai-nilai kesakralan atau keluhuran. Seni bisa muncul dalam bentuknya yang paling menentang arus dan kemapanan nilai-nilai sosial yang berlaku.
Suwarsono mengakui bahwa adakalanya seniman sebagai pelaku seni meletakkan kesenian itu berjarak dengan dirinya sendiri, atau mentalitas seniman tidak mewakili kesenian yang acap dijadikan sebagai alat untuk memperkenalkan dirinya di hadapan publik. “Seniman seperti ini sangat banyak, namun seniman yang juga menjadikan nilai-nilai keluhuran sebagai bagian integral dari dirinya dan dipilih sebagai nilai hidup juga banyak,” tandasnya.
Onggal Sihite, perupa yang sekaligus berprofesi sebagai dosen mempresentasikan ke hadapan hadirin beberapa contoh dan bentuk kesenian seperti museum yang dikelola dengan kemampuan tata kelola kesenian yang baik dan menjadi media reflektif bagi siapapun yang hadir secara fisik maupun melalui medium digital untuk kembali menghadirkan memori mengenang pelbagai peristiwa. Dengan demikian kesenian bisa menjadi bagian dari perubahan, menjadi media reflektif atas perubahan dan turut serta mewarnai arus perubahan yang terjadi. (dn)